Sunday, January 07, 2007



(+) Kamu tampak berbeda Ga..

(-) Masak? berbeda yang baik atau berbeda yang buruk nih?

(+) Emm.. berbeda aja..

(-) ...

(+) Kamu lagi gak punya uang ya?

(-) Ha ha.. Kalau itu mah tiap hari kali Ni.. Gak jadi bikin berbeda juga ko..
He he..

(+) Kalo gitu.. Kamu lagi jatuh cinta?

(-) ...

(+) Oh God.. You're totally in love? How come you're not tellin me about this?

(-) Ya.. sort of..

(+) "Sort of"? What does this "sort of" mean?

(-) Meaning.. I dont like this feeling

(+) You dont like the feeling of being in love? How come?

(-) Karena aku merana Ni.. Karena aku menciptakan bayangan.. yang kucintai adalah
bayangannya. Bukan dirinya. Saat aku bersama dia, aku bersama bayangan itu. Dan itu
semu Ni.

(+) Kenapa kamu menciptakan bayangan itu Ga?

(-) Karena bayangan itu yang selalu ada untukku, saat tak ada orang lain bersisian denganku.
Dan saat dia muncul, bayangan itu seolah berbentuk, berwajah, bersuara. Yang menjelma
menjadi dia. Aku mencintai bayangannya, yang distrukturkan oleh diriku.
Aku mencintai dia, yang kubentuk menjadi bayangan milikku.

(+) Mencintai artinya adalah menerima dia apa adanya, kau bukan mencintai dia karena..
ataupun mencintai dia untuk..

(-) Aku mengerti Ni.. Aku sadar kalau aku mencintai dia karena dia adalah perwujudan dari
bayangan yang kuciptakan.

(-) Kamu ngerti kan kalo aku mesti menghentikannya

(+) Gak sehat buat kamu Ga.. Then, I'll be at your side.. Whever you need me!!

(-) He he.. Thanks Ni..

(+) By the Way, just wondering.. Who is this so-unlucky boy hah?

(-) Uniiiiiiiiiii......

all by rainbow of my life 6:18 PM :: 0 Komentar::

komentar, teman-teman?

---------------------------------------

Monday, December 11, 2006



Orang bilang kalau jatuh cinta itu menyenangkan.. Senyum-senyum terus.. Berasa ada yang sayangin dan merhatiin.. the feelings bring you up high in one second, and drop you right to the ground at the other second. But that's the art of it. Bikin kita nagih untuk jatuh cinta lagi dan lagi dan lagi.

Tapiii... Gimana kalo loo jatuh cinta sama orang you least expected. Tukang parkir? Tukang ngutilin pakaian dalem yang lagi dijemur? Ato.. dalam kasus gue, jatuh cinta sama sahabat gue sendiri.

Rasanya jadi sejuta kali lipat kebalikan perasaan melayang-melayang itu.. Rasanya sakit..

Oke, let me tell you the story. Namanya Raka. Tetangga sebelah rumah. Temen TPA, temen tujuh belas agustusan.. Then the feelings grow. Raka tumbuh jadi pemuda yang tampan, paling gak bisa nolak permintaan orang, paling perhatian sama semua orang, bahkan sama kucing tetangga yang baru hamil. But that's the problem, dia emang memperlakukan semua orang kayak gitu.

Suatu hari dia pernah rela ujan-ujanan jemput gue ke tempat les, buat ngasih payung ke gue. Masalahnya, ujannya tu deres banget. Jadi, walopun dia pake payung (tempat les di depan kompleks), tetep aja dia basah kuyup. Gosh, gimana gue gak jatuh cinta sama dia? Tapi, tau gak jawaban dia waktu gue nanyain kenapa dia ngelakuin itu? "Diminta mamah (mamah gue, red)", sambil nyengir. Waa, padahal gue udah GR. Tapi, tetep aja dia baik kan? Gue punya hak buat nyimpen perasaan ini kan?

Tapi, yang bikin gue sedih, gue gak bisa nunjukkin perasaan gue sama dia. Gile, persahabatan 17 taun bo.. Gue juga gak akan bisa tau perasaan dia ke gue. Secara dia orangnya emang super duper baik ke semua orang. Sedih kan? Kadang-kadang saking sedihnya, gue sampe suka bete kalo ketemu dia. Dan gue jadi jutekin dia. Dan hubungan kita jadi aneh akhir-akhir ii.

Gosh, I hate this feeling. Take this feeling away from me please.

all by rainbow of my life 3:24 AM :: 0 Komentar::

komentar, teman-teman?

---------------------------------------

Thursday, November 30, 2006



Namanya Dimas. Dimas Adiseno. Setidaknya itulah satu-satunya hal yang diberikan ibunya saat dititipkan ke Panti asuhan milik kakakku ini, selain selembar pakaian di baju Dimas dan sebotol susu. Dimas berbeda dengan anak-anak lainnya. Not in a bad way.. kakinya bengkok karena kelainan tulang bawaan dari kecil. Dari dulu, hingga sekarang, dia belum pernah merasakan berlari-larian dengan teman sebayanya di sini.

Namun, buat saya, he is so extraordinary. Dari perjumpaan pertama saya dengannya, saya langsung terpikat. Saat itu Dimas sedang menonton teman-temannya bermain bola di halaman panti asuhan. Matanya bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti gerakan temannya yang menggiring bola. Namun, ketika melihat saya yang melintas di hadapannya, dia kemudian tertegun lalu tersenyum. "Mau dong!!!", teriaknya pada saya. Saya menatapnya heran. Saya pikir dia minta permen chupa chup favorit saya yang sedang saya buka bungkusnya. Dengan enggan, saya akhirnya menyerahkan permen itu padanya. Dia hanya diam dan menggeleng. "Bukan!! Itu!", ujarnya sambil menunjuk ke buku yang saya bawa di tangan saya yang satu lagi. Buku yang saya bawa itu adalah buku cerita yang saya buat, dan baru saja saya terbitkan. Sebenarnya, saat itu saya datang ke panti asuhan kakak untuk 'pamer' keberhasilan saya ini. Dulu beliau suka sekali menyangsikan kemampuan saya menulis cerita. Akhirnya, saya bisa kan menelurkan satu buku. Tentang tema favorit beliau lagi: Anak-anak.

"Buku ini?", tanya saya pada Dimas. Dimas mengangguk dengan antusias. Saya lalu duduk di sampingnya dan menyerahkan buku itu. "Waahh.. bagus!! Wah, ada gambarnya!! Bagus!", ujar Dimas. Matanya terlihat membesar sembari membuka lembar demi lembar buku saya. Tanpa sadar saya tersenyum melihat reaksi Dimas. "Dibaca dong!", ujar saya saat itu. Dimas menggeleng. "Belum bisa baca. Baru lima.", jawabnya sambil mengacungkan lima jarinya ke arah saya. "Ya udah, mau kakak bacain?"
Dimas mengangguk cepat. Saya pun mengambil buku itu dari tangan kecilnya dan mulai membaca.

***

"Kak Adinda!!!", sebuah suara menyambut saya ketika saya memasuki ruang tamu panti asuhan. Suara adik kesayangan saya, Dimas. "Mana? Mana?", angsur Dimas. Saya mengangkat sebuah buku baru dengan bangga. "Tadaaa...", ucap saya.
"Sini! Sini!", Dimas mencoba mengambil buku itu dari pegangan saya. Sejak pertemuan pertama kami, Dimas selalu menjadi pembaca pertama buku-buku saya. Secara tidak langsung, dia pulalah yang menjadi motivasi saya dalam menulis buku. Saya selalu tidak sabar melihat ekspresi wajahnya saat membaca buku cerita saya.

Dimas membawa buku itu ke ujung ruang tamu dan duduk anteng di sana. Dia sekarang sudah bisa membaca sendiri. Suatu waktu dia bilang dia sudah tak sabar untuk bisa membaca sendiri karya-karya saya karena menurutnya rasanya akan berbeda. Saya mengikutinya dan duduk di sampingnya. Lama dia membaca (karena masih mengeja) dan saya hanya duduk memandangnya.

Dia lalu mengangkat muka. Saya tak sabar menunggu komentarnya. "Enak banget pangerannya.", ujarnya.
"Hah?"
"Iya.. Dia cuma berdoa aja bisa dapet putri cantik gitu.", lanjut Dimas.
"Maksud Dimas?", tanyaku bingung.
Dimas tiba-tiba tertegun. Matanya memandangku nanar. "Aku suka berdoa sama Tuhan kalo mau tidur, supaya pagi harinya kakiku sembuh. Aku bisa ikutan maen bola sama Agus ma Rinto. Aku bisa lari-larian", Dimas berhenti lalu memandang kosong ke hadapannya. "Sekarang aku udah berhenti berdoa."

Saya terpekur mendengar kata-katanya. Lama diam di antara kami. "Cita-cita Dimas apa?", tanyaku kemudian.
"Hah?"
"Cita-cita. Kalo udah gede mau jadi apa. Harapan Dimas.", jelas saya.
Dimas terdiam lama. Bisa saya lihat bahwa bagi Dimas, cita-cita malah merupakan hal yang sangat tinggi yang tidak pernah terpikirkan olehnya.
"Tukang bajaj!!!", teriaknya. Dahi saya dibuat mengerut karena jawabannya. "Tu.. tukang bajaj?"
"Iya, kayak bang Soim. Enak tiap hari naik bajaj. Drrrrrrr...", jawabnya sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya seolah sedang naik bajaj. Saya tertawa dibuatnya. "Boleh deh, tapi jangan jadi tukang bajaj dong. pengusaha bajaj aja ya? yang punya banyak bajaj.", tawarku.
Dimas berpikir sebentar, lalu mengangguk setuju. "Iya.. boleh.."
"Nah, Kak Din maunya, Dimas terus berdoa sama Tuhan. Karena Tuhan sayang banget sama Dimas."
"Dimas tuh spesial banget bagi Tuhan. Makanya Dimas dikasih beda. Makanya Dimas gak boleh berhenti berdoa.. Biar berhasil jadi pengusaha bajaj. malah mungkin lebih!"
Dimas tidak menjawab. Berusaha mencerna kata-kata saya. Lalu kemudian dia tersenyum sangat lebar dan mengangguk-angguk. "Siiiippppp!!!!", teriaknya.

all by rainbow of my life 9:03 PM :: 0 Komentar::

komentar, teman-teman?

---------------------------------------

Monday, November 27, 2006



I dont need no geniousity to tell that you're the most beautifyl girl
It doesnt take all the jewellery in the world to see that you're the most shining of all
You are the prove
My only love

Gue berhenti memetikkan gitar gue. Baru sampai situ lagunya selesai. Sisanya, masih belum bisa gue lanjutin. Gue teringat sama pembicaraan terakhir gue sama Dany. Iya, wanita yang merupakan objek dari lagu gue barusan. Kira-kira seminggu yang lalu, di kantin kampus. Dia baru aja putus dari Winky- si sialan itu!- laki-laki yang sudah setahun mengisi hari-harinya. Bahkan sudah dia percaya sebagai soulmatenya. Pelabuhan terakhirnya. Dia tersenyum, senyum yang amat dipaksakan. Matanya masih merah dan bengkak. Tapi toh, dia tetap tersenyum. "Emang Dik, waktu lagi sedih gini cuma satu skup es krim strawberi..", ujarnya sambil mengangkat cup es krimnya, "Sama seorang Dika, yang bisa gue percaya.." Kata-kata itu terus terngiang di telinga gue.
"Kenapa lo gak bilang aja si sama dia?", ujar Riko-sohib gue-saat gue suatu waktu gak sengaja mainin lagu itu di depan dia. Gue cuma sok bego, "Bilang apa? Sama siapa?", jawab gue sambil nyengir.
"Ke Dany, tolol. Ya masak ke bi Jum? Sampe kapan lo mau nyembunyiin ini Dik?"
Gue menaroh gitar gue, "Gak usah lah Ko. Tambah ribet entar. Gini aja, gue udah puas kok."
"Alah, tai. Bilang aja lo takut."
"Maksud lo apaan Ko?"
"Iya, lo takut denger jawaban dia. Lo takut hubungan kalian jadi beda. Kalian gak bisa barengan lagi. Lo takut kehilangan dia. Iya kan? Lo takut keluar dari zona aman. Tapi, yang ada lo malah sakit sendiri.", jawab Riko sambil menghembuskan asap rokoknya pelan.
Gue cuma diam. "Cinta itu belum berarti kalo belum lo persembahkan buat seseorang, man.", lanjut Riko.

***

Hari ini, Dany tampak sangat cantik. Bibirnya tersenyum terus. Pipinya seolah bersinar. "Tadi katanya mau ngomong Dik. Apaan?", tanyanya.
Yup, hari ini udah gue putusin, gue bakal ngaku ke dia. Sebagai seorang cowok -ditambah lagi sebagai seorang cowok yang udah dua taun tergila-gila sama dia dan cuma dianggep sahabat- gue gak bisa mundur lagi. Gue ngangguk, "Tapi lo duluan aja Dan. Tadi di telpon katanya ada yang mau diomongin juga?"
Dany menatap gue lama sebelum akhirnya berkata. "Dik, gue baru sadar kalo orang yang selama ini ada di samping gue kalo gue butuh, orang yang selalu ngejagain gue.. adalah elo.", ucapnya. Gue terbengong mendengar penuturannya. Apa maksudnya? Dany menarik nafas panjang. "Gue.. pasti udah sangat sangat amat sering nyusahin lo ya Dik?"
Gue ngegeleng kenceng. "Apaan si Dan? Gue gak pernah ngerasa disusahin kok."
Dany tersenyum, "Lo baik banget si Dik. Kebaikan. Gue.. Gue pikir, udah saatnya menghentikan ketergantungan gue sama elo. Gue mesti berhenti nyusahin lo."
Kepala gue seketika berdenyut. "Gue gak ngerti Dan. Gue kan udah bilang gak papa. Kenapa tiba-tiba lo ngomong gini sih.", ujar gue panik.
Dany menggeleng. "Gue kemaren ngobrol sama Winky. Kita.. kita sepakat mau balikan lagi." Kalo ini adalah salah satu episode di sinetron, mungkin ini adalah saatnya backsound halilintar dinyalakan. "Gue gak pernah ngomong sama elo, tapi.. salah satu alesan gue sama Winky waktu itu putus adalah elo. Gue tau, dia gak gitu suka sama hubungan kita. Jadi.. gue.. Gue mesti komit sama dia. Gue pikir dengan cara ini...", lanjut Dany.
Gue memandang Dany lama. Tiba-tiba hati gue jadi sakit. Sangat sakit. "Lo bisa ngerti kan Dik? gue pikir, ini yang terbaik buat gue, Winky, dan juga buat elo kan. Ilang deh satu beban lo", lanjutnya sambil nyengir kepada gue. Gue memaksakan senyum. Gue mengangguk perlahan..
Kami lama terdiam, hanya diganggu oleh dentingan sendok yang menyentuh bibir gelas teh manis Dany. "Mau tau sesuatu gak Dik? Kalo lo waktu itu juga ngedeketin gue.. pasti gue pilih elo. He he.. sayang juga ya, selama ini kita sobatan aja."
Pernyataan terakhir Dany bagai menyengat jantungku. Maksudnya apa? Gue selama ini menyiakan kesempatan? Kalo gue yang bego ini terlalu takut untuk melangkah ke zona non-aman gue? Dan itu ngebuat gue kehilangan dia? Dan kehilangan kesempatan gue? "But you are my best friend after all.", lanjut Dany lagi. Tiba-tiba handphone dany berdering. "Eh, Winky dah miskol. Oh ya, tadi lo mau ngomong apaan Dik? Gue udah ngomong semua yang pengen gue omongin kok."
Gue sayang banget sama elo. Gue selama ini takut kehilangan elo kalo gue ngaku. Jangan pergi Dan.. Please, jangan pergi!! "Gue cuma mau ngomong kalo, apapun yang elo mau, gue pasti dukung elo kok."
Dany tersenyum manis. Sangat manis. "Gue tau, gue selalu bisa ngandelin elo.", bisiknya. Dan dia pun berbalik pergi. Gue gak inget apa-apa lagi. Yang gue inget, semua cahaya di hidup gue ilang kebawa sama dia dan yang tertinggal cuma bayangan. Gelap.

***

Akhirnya, lagu itu memang gak selesai. Gue pikir, gue mesti nyimpen lagu itu dan semua kenangan bersama Dany, di suatu tempat jauh di dalem lubuk hati gue. Terkunci bersama semua penyesalan gue. Dan berharap kunci ke ruang hati gue yang itu hilang dan gak akan pernah ditemukan.

all by rainbow of my life 4:52 AM :: 3 Komentar::

komentar, teman-teman?

---------------------------------------

Sunday, November 26, 2006



"Dri.. Kayaknya aku gendutan deh..", ucap Mira tiba-tiba. Andri melirik pacarnya sekilas dengan ujung mata.
"Oh..", serunya sambil tetap berkonsentrasi pada game di layar komputernya.
"Loh, kok cuma 'oh' siiii...", jawab Mira. Kali ini pita suaranya sudah naik setengah oktaf.
"Tunggu dulu Mir. Itu pernyataan atau pertanyaan?"
Mira merenggut, "Yaaa, tapi komentarin dooonnnnggg!!"
Lah, yang tadi? Oke.. berarti ini serius, pikir Andri. Dia mempause game nya-yang dia lakukan setengah hati karena timnya sedang diserang habis-habisan- dan memincingkan matanya sok serius lalu berkata, "Enggak kok kayaknya.", jawabnya kalem.
Mata Mira lalu membelalak. Dia menutup majalah yang sedari tadi dibacanya. Andri sempat membaca judul artikel nya sekilas. Judulnya, Goodbye Fat Look!! Damn, ternyata gara-gara itu.
"Enggak gimana? Celana ini aja jadi susah banget dipakenya. Liat deh, jadi ketat banget gini. Biasanya kan longgar. Aku tuh akhir-akhir ini makan mulu kerjaannya. Liat dong pipiku!! Gendutan kan? Ya kan?", ujar Mira meminta persetujuan.
Gawat! Tricky question. Yes or no????
"Emm.. Iya si.."
"Tuh kaaannnn!!! Kamu jadi pacar gimana si? Gak suportif amat!"
Wrong answer!! "Oke.. Oke aku nyerah Mir. Kamu sebenernya pengen dibilang gendut apa enggak si?"

***

2 jam kemudian..
"Gue udahan", ucap Mira pelan sambil mendorong piring spagetinya menjauh.
Egi dan Indri menatap sahabatnya dengan bingung. "Kenapa lo? Sakit?", tanya Egi. Mira menggeleng pelan. "Diet?", tanya Indri yang disambut tawa oleh Egi. Namun tawa itu kemudian menghilang saat muka Mira malah semakin ditekuk. "Berat gue kayaknya naik deh. Andri juga bilang gitu.", jawab Mira.
"Hah, tumben Andri komentar. Biasanya he eh-he eh aja.", kata Egi.
"Yaa.. Bukan itu intinya. pokonya.. Intinya gue mesti kurusan lagi. Gue mesti diet!", tekadnya.
"Yakin lo? Jarang-jarang kita makan enak, begini elo malah diet.", goda Egi sambil nyengir. Mira melirik piringnya yang masih setengah terisi. Pasta itu seolah berteriak eat-me-if-you-can!! Mira menutup matanya. "Yakin!!", jawabnya
"Asiiiikkkk!!!", teriak Indri sambil mengambil piring Mira.
"Loh kok?", Protes Mira.
"Lo pengen kurus kan?"
Mira mengangguk.
"Makanya lo diet kan?"
Anggukan lagi.
"Jadi ni spagetti gak diabisin kan?"
Anggukan mulai melemah.
"Jadi boleh buat gue dong? Gue laper banget ni!!"
"Apaan?", ujar Mira sambil mengambil piringnya lagi. "Iye, gue pengen diet. Tapi gak dari sekarang. ennnggg.. Besok!!!", ujarnya sambil menyendok spagetinya lagi.
Kedua temannya hanya saling berpandangan.
"Dasar!!!"

all by rainbow of my life 8:09 PM :: 0 Komentar::

komentar, teman-teman?

---------------------------------------

Saturday, November 18, 2006



Hulaa...
Here's another one from me..
Tempat saya mencoba mencurahkan semua hal yang saya suka..
Hope you enjoy it..

all by rainbow of my life 11:25 PM :: 0 Komentar::

komentar, teman-teman?

---------------------------------------


The Main Character

Yanda..

Seorang gadis

Dengan semua ruparupawarna hidupnya..

Another Story

<--My Album
My Story

10 last episodes

  • (+) Kamu tampak berbeda Ga..(-) Masak? berbeda yan...
  • Orang bilang kalau jatuh cinta itu menyenangkan.. ...
  • Namanya Dimas. Dimas Adiseno. Setidaknya itulah sa...
  • I dont need no geniousity to tell that you're the ...
  • "Dri.. Kayaknya aku gendutan deh..", ucap Mira tib...
  • Hulaa...Here's another one from me..Tempat saya me...
  • Previously on ruparupawarna

  • November 2006
  • December 2006
  • January 2007
  • The Other Casts

    Ms. Ratih
    Ms. Yuli
    Mr. Ody

    Layout : okke
    gambar : gettyimages